Pemerintah Palestina menyerukan rakyat Indonesia untuk mengunjungi negara tersebut. Kunjungan para pelancong asal Indonesia itu akan sangat membantu perekonomian dan memberi semangat baru kepada rakyat Palestina.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, Senin 29 November 2010. Dia mengatakan bahwa Palestina mulai membangun sektor pariwisatanya, diantaranya adalah sektor perhotelan dan restoran.
"Satu minggu di Palestina kira-kira memakan biaya sebesar US$ 2.500 (Rp22 juta). Biaya ini akan menjadi pemasukan bagi warga Palestina di bidang perhotelan dan restoran," ujar Mehdawi yang ditemui pada acara Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina di Jakarta.
Kota Yerusalem, yang merupakan wilayah sengketa Palestina dan Israel, adalah tempat suci bagi tiga agama besar dunia. Di tempat ini terdapat salah satu dari tiga masjid suci umat Islam, yaitu masjidil Aqsa. Situs ini, ujar Mehdawi, adalah salah satu tujuan wisata yang akan banyak didatangi umat muslim dunia, khususnya Indonesia, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
"Jika kau mengatakan bahwa al-Aqsa adalah milikmu (muslim), maka mengapa kau tidak datang," ujar Mehdawi.
Indonesia telah menunjukkan banyak bentuk solidaritasnya kepada Palestina yang diduduki Israel. Mehdawi mengatakan bahwa kunjungan saudara muslim dari Indonesia akan sangat membantu meningkatkan mental rakyat Palestina.
"Bantuan yang paling tepat bagi Palestina saat ini bukanlah bantuan finansial, namun bantuan peningkatan di bidang pariwisata dan pendidikan yang akan mendongkrak perekonomian kami. Kedatangan kalian juga akan membantu meningkatkan mental kami," kata Mehdawi.
Membantu peningkatan sektor pariwisata di Palestina telah menjadi salah satu program dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Indonesia. Bentuk bantuan antara lain beasiswa S2 bagi para sarjana pariwisata Palestina untuk belajar di Indonesia.
Tahun ini sepuluh warga Palestina telah dibiayai untuk kuliah dan belajar bahasa Indonesia. Ketika mereka kembali nanti, mereka diharapkan dapat menjadi pemandu wisata bagi para pelancong asal Indonesia.
"Tahun depan, lima orang warga Palestina akan melanjutkan pendidikan pengelolaan cagar budaya di universitas di Indonesia," ujar Sekjen Sejarah dan Arkeologi Menbudpar, Soeroso.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, Senin 29 November 2010. Dia mengatakan bahwa Palestina mulai membangun sektor pariwisatanya, diantaranya adalah sektor perhotelan dan restoran.
"Satu minggu di Palestina kira-kira memakan biaya sebesar US$ 2.500 (Rp22 juta). Biaya ini akan menjadi pemasukan bagi warga Palestina di bidang perhotelan dan restoran," ujar Mehdawi yang ditemui pada acara Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina di Jakarta.
Kota Yerusalem, yang merupakan wilayah sengketa Palestina dan Israel, adalah tempat suci bagi tiga agama besar dunia. Di tempat ini terdapat salah satu dari tiga masjid suci umat Islam, yaitu masjidil Aqsa. Situs ini, ujar Mehdawi, adalah salah satu tujuan wisata yang akan banyak didatangi umat muslim dunia, khususnya Indonesia, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
"Jika kau mengatakan bahwa al-Aqsa adalah milikmu (muslim), maka mengapa kau tidak datang," ujar Mehdawi.
Indonesia telah menunjukkan banyak bentuk solidaritasnya kepada Palestina yang diduduki Israel. Mehdawi mengatakan bahwa kunjungan saudara muslim dari Indonesia akan sangat membantu meningkatkan mental rakyat Palestina.
"Bantuan yang paling tepat bagi Palestina saat ini bukanlah bantuan finansial, namun bantuan peningkatan di bidang pariwisata dan pendidikan yang akan mendongkrak perekonomian kami. Kedatangan kalian juga akan membantu meningkatkan mental kami," kata Mehdawi.
Membantu peningkatan sektor pariwisata di Palestina telah menjadi salah satu program dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Indonesia. Bentuk bantuan antara lain beasiswa S2 bagi para sarjana pariwisata Palestina untuk belajar di Indonesia.
Tahun ini sepuluh warga Palestina telah dibiayai untuk kuliah dan belajar bahasa Indonesia. Ketika mereka kembali nanti, mereka diharapkan dapat menjadi pemandu wisata bagi para pelancong asal Indonesia.
"Tahun depan, lima orang warga Palestina akan melanjutkan pendidikan pengelolaan cagar budaya di universitas di Indonesia," ujar Sekjen Sejarah dan Arkeologi Menbudpar, Soeroso.
No comments:
Post a Comment